"Disuruh Ayah Meniru George Washington"
Ada seorang ayah sedang menceramahi anaknya yang masih kelas 1 SMP. Katanya:
"Waktu George Washington seumur kamu, dia sudah berjalan kaki puluhan kilometer ke sekolahnya."
Anaknya membalas: "Waktu George Washington seumur ayah, dia sudah menjadi presiden!"
"Waktu George Washington seumur kamu, dia sudah berjalan kaki puluhan kilometer ke sekolahnya."
Anaknya membalas: "Waktu George Washington seumur ayah, dia sudah menjadi presiden!"
"Coba Tebak Siapa Saya"
Sepasang pengantin baru merasa senang bercampur aneh ketika menerima kado yang berisikan dua lembar karcis bioskop yang bertuliskan :
"Coba tebak siapa saya?"
Mengira mereka sedang dikerjai oleh teman-temannya yang memang jail, akhirnya mereka memutuskan untuk nonton menggunakan karcis itu.
Sepulang nonton, betapa terkejutnya mereka mendapati rumah barunya kosong melompong kecuali sebuah kado yang belum dibuka.
Setelah dibuka, mereka hanya mendapati secarik kertas bertuliskan:
"Sekarang kalian tahu siapa saya."
"Coba tebak siapa saya?"
Mengira mereka sedang dikerjai oleh teman-temannya yang memang jail, akhirnya mereka memutuskan untuk nonton menggunakan karcis itu.
Sepulang nonton, betapa terkejutnya mereka mendapati rumah barunya kosong melompong kecuali sebuah kado yang belum dibuka.
Setelah dibuka, mereka hanya mendapati secarik kertas bertuliskan:
"Sekarang kalian tahu siapa saya."
"Syarat Nikah Tanpa Mertua"
Seorang Penghulu bertanya kepada mempelai pria: "Apakah Anda sudah siap menerima Siti Sundari Sutarinah sebagai isteri?"
"Sudah, Pak Penghulu," jawab Pengantin pria dengan mantapnya.
"Apakah Saudari juga sudah siap menerima Saudara Burhan Bandono sebagai suami Anda?"
"Asal dia tidak bawa-bawa Ibunya yang cerewet dan manja, saya siap, Pak Penghulu!"
"Sudah, Pak Penghulu," jawab Pengantin pria dengan mantapnya.
"Apakah Saudari juga sudah siap menerima Saudara Burhan Bandono sebagai suami Anda?"
"Asal dia tidak bawa-bawa Ibunya yang cerewet dan manja, saya siap, Pak Penghulu!"
"Sudah Pintar Sekali Berhitung"
Budi seorang anak kecil dengan girangnya berseru pada ibunya:
Budi : "Ibu, Ibu ! Kata Ibu Guru saya pintar sekali berhitung."
Ibu : "Oh, ya? Coba sekarang kamu akan Ibu uji. Berapa satu di tambah satu?"
Budi : "Oh, kami belum belajar sampai ke situ, Bu."
Budi : "Ibu, Ibu ! Kata Ibu Guru saya pintar sekali berhitung."
Ibu : "Oh, ya? Coba sekarang kamu akan Ibu uji. Berapa satu di tambah satu?"
Budi : "Oh, kami belum belajar sampai ke situ, Bu."
"Bayi Raja Copet Tertukar"
Seorang raja copet yang terkenal menjemput istrinya untuk dibawa pulang setelah habis melahirkan anaknya. Mungkin karena groginya suster yang melayani bayi sang raja copet itu, hingga bayinya itu tertukar dengan bayi yang lain.
Istri : "Hai! Pak, ini bukan anak kita."
Copet : "Diam kamu, hayo cepat jalan."
Istri : "Tunggu dulu pak, ini bukan bayi kita, bayi kita ada tanda merah di tangan kirinya."
Copet : "Bodoh kamu, biar ini bukan bayi kita, tapi di tangan kirinya ada gelang emas!"
Istri : "????"
Istri : "Hai! Pak, ini bukan anak kita."
Copet : "Diam kamu, hayo cepat jalan."
Istri : "Tunggu dulu pak, ini bukan bayi kita, bayi kita ada tanda merah di tangan kirinya."
Copet : "Bodoh kamu, biar ini bukan bayi kita, tapi di tangan kirinya ada gelang emas!"
Istri : "????"